sebuah kisah cinta [romance story]



Aku, adalah perempuan biasa. Hidupku, juga biasa saja. Aku hanya seorang pelajar SMA yang hidup begitu-begitu saja.

Kisah cinta? Aku belum memiliki nya. Menginginkan pun belum. Sungguh, rasa ku seperti mati entah kenapa. 

Mungkin karena orang tua yang bercerai dan memilih menikah lagi. Entahlah,  mungkin ya.

Namaku Elina Lavina. Karena dikelas ada juga yang namanya Elina. Jadi, teman-teman ku memanggilku, Ela. Iya, gadis biasa ini disebut Ela.

Aku ingin bercerita. Tentang kisah tragisku dimasa lalu. Ahahah, ini kisah cintaku. Ya,  satu satunya kisah cinta ku. Mungkin akan menggelikan dan mengerikan tapi ini istimewa. Untuk pertama kalinya aku merasakan cinta. Dan untuk terakhir kalinya juga dalam hidupku.

Aku menemukan lelaki, sungguh biasanya aku tak terlalu tertarik. Pada lawan jenis. Tapi, dia. Aku mengenalnya lewat aku sosmed ku. Dia sering ku panggil fan. Aku bahkan tidak tahu nama aslinya. Tapi dia memberi tahuku hanya dipanggil Fan.

Aku menemukan dan tertarik pada nya saat ada di grup sosmed itu. Dia bilang dia sedikit bisa mengurangi cara depresi dan lain-lain dengan cara nya sendiri. Jadi, aku mencoba chat dia. Siapa tahu, aku juga butuh. Siapa yang tahu bahwa ayahku adalah narapidana yang terjerat kasus narkoba. Hey, tapi tenang aku belum sedepresi remaja seusiaku. I'm strong.

Dia -Fan- baik. Sampai akhirnya, seperti remaja pada umumnya. Aku merasa jatuh hati padanya. Dia memberitahuku bahwa dia memiliki sisi lain dari dirinya.

Dia, pem-bu-nuh.

Bukan,  katanya dia hanya melakukan itu untuk kesenangan. Katanya. Dan entahlah, otak waras ku kemana saat dia berkata seperti itu. Aku seperti biasa saja.

Aku hanya diam dan menghiburnya. Seakan aku seorang yang mampu merubah dia menjadi lebih baik. 

Nyatanya, dia masih baik. Aku sangat bertema kasih pada Fan yang sempat memberiku gairah ingin hidup lebih lama. Hidup yang tidak begitu begitu saja.

Yang membuat aku harus mengupdate status foto setiap jam. Dan foto yang harus sempurna. Dia membuatku gila. Aku yakin, seperti ini yang dikatakan cinta.

Dia bilang, dia ingin membunuh seseorang yang baik padanya. Kutanya, kenapa dia ingin membunuh orang itu. Dia menjawab, katanya untuk ketenangan batin nya. Dia, Maksudku sisi yang lain dari dirinya. Sisi buruknya.

Aku melarangnya, tentu saja.  Apalagi statusku yang sudah berubah menjadi pacar nya. Dia menurutiku.

Dia tidak membunuh siapapun, sesuai janjinya saat chat dengan ku.
Aku bahagia. 

Dia mengajakku dating. Bahkan dating pun aku belum pernah. Baru pertama kali. Iya, ini yang pertama kali.


Ah, Fan menelfonku. Mungkin mempertanyakan bagaimana kita akan dating nantinya. Sungguh, walaupun sudah berpacaran beberapa bulan. Kami belum pernah bertemu. Sekalipun.


"Hai, Ela?" Katanya.

"Oh. Ya. What's wrong?" Jawabku.

"Hei, kamu tahu. Orang yang akan membuat mu lebih baik adalah orang yang memberi mu ketenangan. And i'll give you the peace. Wait me" Katanya dengan nada psikopat nya.

"Hei, selama ini kamu memberiku ketenangan kok" Mendengar jawabanku dia langsung tertawa.

"Ini. Akan jauh lebih tenang. Bahkan, sebagian besar orang tidak akan mengganggumu. Mungkin semuanya. Hahaha"

"Psikopat sialan!" Aku mematikan telfonku. Yang kutahu dia hanya menggodaku. Apa yang dimaksud ketenangan.

Aku tak peduli. Aku, mencintainya.
Akhirnya hari ini tiba, haei dimana dia akan datang dan menemuiku.

Kami, saat bertemu. Tidak melakukan banyak hal. Dia malah sangat banyak tersenyum sumringah. Seperti akan mendapat segalanya. Dan dia, membuatku jadi salah tingkah harus berbuat apa.

Ku akui pacar psikopat ku ini memang cukuc tampan. Dengan cara tertawa nya yang sedikit mengerikan.

"Ela, sebentar lagi kamu akan pulang" Dia tersenyum.

"Ya iyalah." Jawabku singkat.

"Hey, ini petemuan pertama kita. Dan sebentar lagi kamu pulang. Aku jadi tak bisa lagi melihatmu setelah ini. Pelukan terakhir?"

Aku memeluknya. Dia adalah cinta pertama ku. Aku mencintainya. Tapi, aku merasa sakit dipunggungku. Lebih tepatnya perih. Tapi, saat aku ingin agak menjauh. Dia malah mendekap tubuhku lebih erat. Dia, cintaku.  

Cintaku tak terhenti sampai dia menyayat punggungku beberapa kali, aku tahu itu dia. Tapi entah, euforia ini membuatku tetap membeku.

Aku, Erina Lavina. Pencinta nya. Yang mencintai nya. Dan mati ditangan nya, saat kencan pertama.


Intinya, bercintalah. 

-Cinta Kumala. 

Curhat sama admin? Kasih kritik atau masukan? 
Chat admin di WA: 081455188231.