Kisah putra [Romance story]



Akan aku ceritakan kisahku, yang sedikit aku rangkum. Karena tak mungkin juga dan pasti akan sangat panjang jika di ulas secara detail.

Hari itu, Putra, teman ku, menceritakan putusnya dia dengan mantan nya. Jujur, aku ini sudah dicap sok bagai mama dedeh alias tempat curhat bagi teman temanku. Tapi, tak apa, aku senang melakukan nya.

"Putri, jadi gitu. Mantan gue mutusin karena dia udah bosen. Dasar cewek" Kata Putra dengan nada kesalnya.

"Ah alay lo, kan cewek banyak. Yang demen ama lo kan bejibun. Lo kan ganteng? Lumayan, pinter? Ok lah, tajir? Gak diraguin. Move on aja. Sans lah." Kata ku santai.

"Kenapa gak lo aja yang jadi cewek gue?" Kata Putra dengan nada konyolnya.

"Dongo lo dasar" Aku hanya membalasnya dengan olok kan.

"Gue serius Putri" Katanya sambil memasang wajah serius.

"Lo, tahu kan gue gak mau pacaran dulu" Aku pergi begitu saja dari hadapan nya. Bodo amat lah.

Hari-hari berikut nya. Teman-teman bahkan kakak ku juga selalu memberiku motivasi yang ujung unjung nya, menyuruh ku pacaran dengan Putra.

Aku, bukan tak mau. Tapi, hati ku, belum siap. Belum, siap menerima konsekuensi dalam menjalin hubungan lagi.

"Pagi Putri nya Putra. Put, aku tahu, kamu pasti udah sadar akhir-akhir ini aku berusa deket sama kamu. Itu, bukan modus." Kata putra yang menyambutku didepan pintu kelas. Padahal kelas kami berbeda dan cukup jauh.

"Apa sih pake aku-kamu. Selama ini, gue gak pernah ada niatan deketin lo Put. Dan asal lo tahu, baik nya gue ke elo sama kayak baik nya gue ke temen yang lain. Kaya Rendra, Edgar, semua sama." Kataku yang menatap matanya. Tak terlihat sama sekali jika ada dusta lewat mata itu.

"Putri, lo tahu kan? Berjuang sendirian itu gak enak. Sakit. Apalagi, cuma dianggap teman. Kalau temen lo yang lain itu perlakuan nya sama. Jadikan gue yang istimewa. Gue tahu alasan lo gini. Lo belum move on kan? Gue stalk. Biar lo buka mata lo. Sedetik aja, mantan lo aja bahagia udah ninggalin lo. Disini, gue mau jadi obat sakit hati lo. Gue gak janji bisa secepat kilat atau gak nyembuhin nya tapi gue bakal berusaha. Biar lo liat betapa seriusnya gue" Kata Putra sambil memandang mataku lebih dalam.

"Lupain gue! Dan, gue gak peduli. Thx atas rasa lo. Tapi, gue, masih nyaman dengan sakif hati ini. Gue mungkin terlalu nyaman sampe gue gak bisa buka mata walau sedetik. Ada orang yang lagi cinta monyet ke gue" Aku mundur beberapa langkah dari nya.

"Gue udah coba lupain lo Putri. Tapi, kayaknya rasa sayang gue udah terlalu besar ke elo. Gue benci diri gue yang bodoh gini. Tapi, gue gak tahu, gimana cara berhenti cinta sama lo." Putra menghembuskan nafas, "Tapi, gue, bakal coba dan berusaha lagi"

Putra memberikan surat.

Putri,
Maaf ya,  rasa gue menggangu lo.
Tapi, gue gak akan lagi kok ngejar-ngejar lo.
Kayaknya, hati lo emang terlalu beku buat api kecil kayak gue.
Kalo kapan-kapan lo punya anak yang bukan anak gue. Bilang, ada orang bodoh yang ngejar - ngejar cewek beku sampai dia lupa akan dirinya sendiri.

Aku langsung membuang suratnya. Maaf putra. Putri ini lemah akan cinta. Dia beku, sampai lupa bagaimana caranya mencintai lagi.

Putra, semoga suatu saat, dapet yang lebih baik dari putri yang bodoh ini ya.

-Cinta Kumala